Minggu, 28 Oktober 2018

Teks Diskusi

Pengertian Teks Diskusi
Secara singkat teks diskusi merupakan sebuah teks yang memberikan dua pendapat berbeda mengenai suatu hal (satu “pro dan satu” kontra) yang menyebabkan kedua belah pihak menjadi saling membicarakan masalah yang sedang dipersoalkan Atau bisa juga  didefinisikan sebagai tulisan yang mengulas sebuah masalah (isu) dengan disertai argumen/pendapat baik yang mendukung  maupun yang menentang isu tersebut serta diakhiri dengan  simpulan atau rekomendasi penulis.

Struktur Teks Diskusi

1.      Pendahuluan berisi isu ,yaitu berisi masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut

2.      Isi berisi :

·         Argumen/pendapat yang mendukung (supporting points)

·         Argumen/pendapat yang menentang/bertentangan (contrasting points)

3.      Simpulan berisi simpulan dan rekomendasi mengenai isu yang dibahas, usahakan mengambil jalan tengah dari isu yang dibahas

Ciri KebahasaanTeks Diskusi

 

a.      Keterangan Modalitas

Kata keterangan modalitas yaitu kata-kata yang menjelaskan suatu peristiwa karena tanggapan  si pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut. Dalam hal ini subjektivitas lebih ditonjolkan. Keterangan ini menunjukkan sikap pembicara bagaimana ia melihat persoalan tersebut.

Bentuk-bentuk keterangan modalitas
     1.       Untuk menyatakan kepastian : memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukannya,   bukan.
     2.       Untuk menyatakan pengakuan : ya, benar, betul, sebenarnya, malahan.
     3.       Untuk menyatakan kesangsian : agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya.
     4.       Untuk menyatakan keinginan : moga-moga, mudah-mudahan.
     5.       Untuk menyatakan ajakan : baik, mari, hendaknya, kiranya.
     6.       Untuk menyatakan larangan : jangan
     7.       Untuk menyatakan keheranan : masakan, mustahil, mana boleh.

b.      Kata Tugas

c.       Kata emotif

Kata yang mewakili pikiran dan perasaan membawa emosi dari pandangan penulis. Misalnya, percaya, yakin, pikir, rasa, suka, kagum, senang, terkejut, ragu, harap. Kata emotif melibatkan pikiran pembaca seakan pembaca melihat persoalan seperti yang kita pikirkan. Misalnya, ganas, unik, liar, buas, berharga, istimewa, kumal, menakjubkan, berbahaya, brutal, sejuk, lembut.

d.      Kata evaluatif

Kata yang digunakan  untuk mengkaji argumen dan bukti pendukung. Misalnya, penting, sederhana, berpikiran sempit, mengancam, sangat jelas, menguntungkan bagi masa depan, lebih mudah, diharapkan, terlalu rapuh, penilaian buruk, tidak dapat diakui, hanya pilihan.

e.       Kohesi dan koherensi

 Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh.
1)   Kohesi leksikal
Kohesi leksikal dapat dibentuk dengan pengulangan,sinonim,antonym, hiponom tau hipernim
2)   Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal dapat dibentuk dengan subtitusi ( penggantian), ellipsis ( penghilangan) dan rujukan kata

Koherensi merupakan pertalian makna antara bagian teks yang satu dengan yang lainya (Brown and Yule). Walau secara leksikal tidak berhubungan akan tetapi secara makna dapat terhubung maka disebut sebagai koherensi. Akan tetapi jika tidak terdapat berbedaan makna maka suatu teks tidak memiliki koherensi.


Koherensi berfungsi menghubungkan ujaran dalam makna saling melangkapi dan saling berkesinambungan. Oleh sebab itu dengan adanya koherensi kalimat terbentuk secara logis dan bermakna secara utuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar